Dalam lima tahun mendatang, China berniat menjual hingga 300 unit pesawat tempur JF-17 Thunder ke beberapa negara di Afrika dan Timur Tengah. Pesawat itu diminati karena harganya murah, dengan teknologi yang tak jauh beda dengan pesawat buatan Barat atau Rusia.
Demikian ditegaskan Presiden China National Aero-Technology Import and Export Corporation (CATIC) Ma Zhiping, seperti dikutip majalah pertahanan Jane's Defence Weekly edisi 22 Februari 2012. JF-17 Thunder (atau disebut juga FC-1 Xiaolong) dibuat bersama oleh Chengdu Aerospace Corporation (CAC) dari China dan Pakisan Aeronautical Complex (PAC) dari Pakistan.
Ma mengatakan, kemampuan JF-17 setara dengan F-16 Fighting Falcon buatan Lockheed Martin dari AS, tetapi dengan harga yang jauh lebih murah. Beberapa pengamat memperkirakan harga JF-17 hanya sepertiga dari harga F-16.
Hingga saat ini China belum memasukkan pesawat bermesin tunggal itu dalam kompetisi kontrak pembelian pesawat tempur di negara lain. Besar kemungkinan penjualan pesawat akan dilakukan dalam bentuk penjualan militer langsung (direct military sale) antarnegara.
Beberapa negara yang sudah menyatakan minat untuk membeli pesawat tempur ini, antara lain, adalah Sudan, Azerbaijan, Zimbabwe, dan Serbia. Sementara Banglades, Iran, dan Nigeria disebut-sebut sebagai calon pembeli potensial.
Pihak PAC dan AU Pakistan saat ini sedang mengembangkan desain JF-17 Block 2, yang akan dilengkapi kemampuan mengisi bahan bakar di udara dan mengembangkan versi dua tempat duduk. Kompas
Komentar
Posting Komentar