Pages

Langsung ke konten utama

Sudan dan Sudan Selatan Terlibat Bentrok Senjata

Perbatasan Sudan makin membara menyusul pengeboman yang dilakukan Khartoum di wilayah konflik itu terhadap saudara mudanya, Sudan Selatan, Selasa (27-3). Perbatasan itu merupakan wilayah ladang minyak yang disengketakan.

Menteri Informasi Sudan Selatan Barnaba Benyamin Marial mengatakan militer Sudan menyerang kota perbatasan Jau tanpa adanya provokasi apa pun. Juru Bicara Tentara Sudan Selatan (SPLA) Philip Arguer menambahan angkatan udara Sudan menyerang lebih dulu daerah yang disengketakan Jau dan Pan Akuach.

Mereka juga mengklaim berhasil menangkis serangan pasukan Sudan di daerah Teshwin, Sudan Selatan. Sebaliknya, Juru Bicara Militer Sudan Sawarmi Khalid Saad tidak mengungkap siapa yang memulai serbuan. Namun, ia mengatakan pertempuran terjadi di Negara Bagian Kordofa Selatan, di perbatasan Sudan, dan di bagian selatan negeri itu.

Sehari sebelumnya, Wakil Presiden Sudan Ali Osman Taha mengungkapkan militer Sudan Selatan menyerang minyak Sudan dan tentara mereka dalam bentrokan Senin (26-3). Secara terpisah, Menteri Informasi Negara Persatuan Sudan Selatan Gideon Gatpan menyatakan Khartoum menjatuhkan tiga bom di dekat ladang minyak di Kota Bentiu. Namun, tingkat kerusakan tidak segera diketahui. "Pagi ini jika Anda mengatakan aku mendengar (pesawat tempur) Antonov melayang di atas Kota Bentiu, itu berarti pesawat itu baru saja menjatuhkan beberapa bom di ladang minyak utama Negara Persatuan," ujarnya.

"Kini (pesawat) itu kembali, mungkin untuk mengisi bahan bakar, dan dapat kembali (menyerang).” Konfirmasi pengeboman datang pula dari perusahaan minyak Asia Greater Nile Petroleum Operating Company (GNPOC Oil Group) yang beroperasi di negara bagian itu. "Pesawat-pesawat perang terbang di mana-mana," kata Wakil Presiden GNPOC Chom Juaj. 

Bentrokan tersebut menyebabkan Presiden Sudan Omar Hassan al-Bashir menangguhkan kunjungannya ke Sudan Selatan untuk menandatangani kesepakatan yang dicapai di Etiopia, minggu depan. Dua negara ini telah berselisih sejak Sudan Selatan melepaskan diri dari Sudan pada Juli lalu, dan mengakuisisi sebagian besar cadangan minyak negara itu. (MI/U-3) Lampungpost

Komentar