Pages

Langsung ke konten utama

Iran Akan Kembangkan Rudal Yang Bisa Melesat Sejauh 5.000 KM


Iran merespons cepat ancaman sanksi baru yang akan dijatuhkan Amerika Serikat (AS) atas tuduhan Iran menguji coba rudal balistik yang bisa membawa hulu ledak nuklir. Iran yang merasa “ditampar” AS tidak gentar dan justru akan mengembangkan rudal yang bisa melesat sejauh 5.000 kilometer (km).

Kesiapan Iran mengembangkan rudal berdaya jangkau sejauh itu terungkap dari surat yang ditulis Sekretaris Dewan Kebijaksanaan Iran, Mohsen Rezaei. Surat itu muncul beberapa menit setelah Gedung Putih menunda penjatuhan sanksi baru terhadap Teheran.

Iran telah membongkar ribuan sentrifugal untuk membuktikan haknya guna memperkaya uranium. Sanksi baru datang sebagai tamparan untuk negara kita,” kata Rezaei dalam sebuah surat untuk Presiden Iran, Hassan Rouhani, seperti dikutip kantor berita Mehr, semalam.

AS akan menyesali perilakunya dan menyadari bahwa tindakan tersebut tidak ada manfaatnya,” lanjut Rezaei. Rezaei juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden Rouhani yang dengan cepat merespons ancaman AS.

Sanksi baru dari Washington sejatinya telah disiapkan oleh Departemen Keuangan AS. Sanksi itu menargetkan sekitar 12 perusahaan dan individu yang dianggap berperan dan mendukung program rudal Iran.

Sebagai tanggapan, Presiden Rouhani memerintahkan Menteri Pertahanan-nya untuk memperluas program rudal Iran. Menurut Rouhani, negaranya memiliki hal untuk terus mengembangkan rudal, karena setiap rudal Iran dibuat tidak untuk membawa hulu ledak nuklir.

Rudal canggih Iran dilaporkan bisa menimbulkan ancaman terhadap Kamp Guntur Cove, di sebuah pangkalan udara kecil yang terisolasi di Samudera Hindia. Ancaman AS untuk menjatuhkan sanksi terhadap Iran dipicu oleh uji coba rudal balitik Iran pada bulan Oktober 2015. Uji coba itu dianggap melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, yang memerintahkan pembatasan pengembangan rudal yang mampu membawa hulu ledak nuklir.

Namun, secara mengejutkan Gedung Putih memilih menundan penjatuhan sanksi terhadap Teheran. Hal itu membuat Kongres AS marah. Sumber

Komentar