Pages

Langsung ke konten utama

KRI Sultan Thaha Syaifuddin Patroli Di Pantai Barat Sumatera


Kapal Republik Indonesia (KRI) Sultan Thaha Syaifuddin-376 bersandar di Pelabuhan Pulau Baai. Selain mengusung misi menjaga kedaulatan NKRI, kapal perang yang dikomandani Letkol Laut (P) Komaruddin ini juga mempromosikan pariwisata Bengkulu.

Promosi akan indahnya pemandangan objek-objek wisata yang ada di Bengkulu tak hanya dilakukan oleh pemerintah daerah maupun masyarakat Bengkulu saja. Promosi kali ini hadir dari kalangan militer yakni anggota TNI-AL atau lebih spesifiknya personel dari KRI Sultan Thaha Syaifuddin-376.

Kemarin (28/12)  setelah selesai sandar di Pelabuhan Pulau Baai, seluruh personil KRI langsung diajak jalan-jalan ke beberapa objek wisata di Bengkulu seperti kediaman Bung Karno dan Benteng Marlborough. Selain itu, dengan didampingi anggota Pangkalan TNI AL (Lanal) Bengkulu, personil KRI ini diajak untuk melihat bunga khas Provinsi Bengkulu, bunga Rafflesia Arnoldi yang ada di kawasan Taba Penanjung.

Menurut Komandan Lanal (Danlanal) Bengkulu Letkol Laut (P) Muhammad Nizar Gadafi, personil KRI juga membantu mempromosikan wisata Bengkulu. Dengan jalan-jalan tersebut, seluruh personil memposting melalui media sosial (medsos) masing-masing tentang keindahan tempat wisata yang dikunjungi.

“Setelah foto-foto mereka langsung menposting ke media sosial, kan temannya di luar sana juga akan melihat dan hal tersebut sudah membantu mempromosikan tempat wisata kita,” kata Nizar Gadafi saat berbincang-bincang kepada wartawan yang liputan di KRI Sultan Thana Syaifuddin, kemarin.

Sementara itu, Komandan KRI, Letkol Laut (P) Komaruddin mengatakan mereka ada di perairan Bengkulu ini untuk melakukan patroli di wilayah di Pantai Barat Sumatera. Patroli tersebut bertujuan untuk memastikan jika wilayah Pantai Barat Sumatera dalam keadaan aman dari para pelaku illegal fishing.

“Operasi ini sudah sepanjang tahun dan untuk kali ini kita  melakukan patroli di wilayah perairan Pantai Barat Sumatera,” kata Komaruddin ramah.

Dikatakan pula, mereka melakukan patroli tersebut menjawab adanya informasi bahwa di perairan Bengkulu atau tepatnya di seputaran Pulau Enggano dan sekitarnya ada kapal asing yang mencuri ikan. Namun informasi tersebut ternyata tidak benar. Setelah melakukan pengecekan di lokasi itu ternyata tak ada kapal asing disana.

“Patroli kami lakukan dari Sabang, Nias, dan Enggano, tidak ditemukan adanya kapal asing. Kami memastikan jika situasi di laut aman dan nyaman,” tambahnya.

Kemarin sore (28/12), atas intruksi dari Koarmabar, kapal harus kembali mengarungi samudera, mereka harus melakukan patroli lagi menjalankan tugas dalam melaksanakan pengamanan dan penegakkan hukum di laut. Jika tidak berangkat, tentu masyarakat umum diperbolehkan untuk opensif atau jalan-jalan dan melihat-lihat kapal KRI anti kapal selam tersebut.

Ditambahkan Komaruddin, kapal KRI Sultan Thaha Syaifuddin ini kapal anti kapal selam yang dilengkapi persenjataan yang bisa menghancurkan kapal selam diantaranya, enam tabung peluncur Torpedo MK 46 yang bisa menghancurkan kapal selam, Bom Laut, Rocket Bomb Underwater 2 launcher  RBU-6000.

Selain keunggulan anti kapal selam, kapal ini juga hebat melawan musuh yang datang dari permukaan dan udara karena kapal ini memiliki meriam dengan penembakan otomatis mampu mengeluarkan 360 butir peluru dalam waktu 1 menit. Selain itu ada juga peluru kendali rudal dan radar dan sonar, serta Decoy yang berfungsi untuk mengecoh rudal musuh.

Disisi lain, Danlanal Gadafi juga menambahkan, dengan program penenggelaman kapal-kapal asing oleh Kementerian Perikanan dan Kelautan tersebut berdampak besar pada kapal-kapal asing yang berniat mencuri ikan di perairan Indonesia. Menurut Danlanal, program tersebut ternyata ampuh membuat kapal asing kapok untuk mencuri ikan di laut kita.

“Efeknya lihatnya sendiri, para kapal asing illegal yang mencuri ikan itu mungkin mikir berpuluh-puluh kali untuk masuk ke Laut Indonesia, inilah dampak positifnya,” kata dia. Sumber

Komentar